Rabu, 28 Oktober 2009

Karbohidrat Jahat dan Baik

Karbohidrat dan Realitinya

======================

Apakah karbohidrat?

Karbohidrat adalah zat makanan yang terbina strukturnya dari GULA. Ia terbahagi kepada

2 jenis iaitu Karbohidrat Ringkas dan Karbohidrat Kompleks.

Yang manakah karbohidrat yang patut kita makan?

Karbohidrat yang baik ialah Karbohidrat Kompleks dan yang perlu dihindarkan ialah

Karbohidrat Ringkas.

Apakah sumber Karbohidrat Kompleks yang patut kita ambil?

Sumber Karbohidrat Kompleks ialah roti bijirin tulen, bijirin dan beras, kacang pis, kekacang yang dikeringkan, jagung, buah-buahan dan sayur-sayuran.

Apa pula sumber Karbohidrat Ringkas yang patut kita elakkan?

Sumber Karbohidrat Ringkas ialah beras putih, roti putih, coklat, gula, susu, jus buah-buahan, soda serta kebanyakkan makanan pencuci mulut.

Kenapa Karbohidrat Ringkas berbahaya untuk badan jika diambil berlebihan?

Karbohidrat padat amat mudah hancur dan diserap badan. Ini dengan mudahnya akan meningkatkan kadar gula dalam darah dan tubuh akan mengalirkan Insulin dengan banyak. Ia juga akan menurunkan kadar Kolestrol Baik, yaitu HDL yang berfungsi untuk mencegah serangan sakit jantung.

Bagaimana makanan diukur karbohidratnya jika dilihat dari segi kesan kepada tubuh?

Ada satu cara pengukuran dimana ia menunjukkan kadar penukaran karbohidrat kepada glukosa (gula) dan ia dipanggil Indeks Glisemik (GI). Makanan yang tinggi GI boleh menaikkan paras gula dalam darah dengan cepat sementara GI yang

rendah akan melepaskan glukosa sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah. Contoh ukuran GI mengikut tangga menurun;

Maltosa (GI:150)

Glukosa (GI:137)

Lucozade (GI:136)

Emping Jagung (CornFlakes) (GI: 119)

Roti Putih (GI: 100)

Minuman bergas (GI: 97)

Minuman kordial (GI: 94)

Coklat (GI: 91)

*Semua diatas karbohidrat tidak baik

Berikut adalah contoh karbohidrat yang baik;

Buah Pear (GI: 53)

Susu Kacang Soya (GI: 43)

Kacang Tanah (GI: 21)

Prinsip latihan Bela diri

LATIHAN STAMINA

Meskipun cermat pandangan kita, tidaklah cukup hanya menghindari pertengkaran.

Meskipun mampu menahan diri, belum tentu terlepas dari bahaya.

Sungguh-sungguh untuk banyak tahu dalam ilmu bela diri.

Kalau kekalahan datang itu artinya kemahiran hanya sedemikian saja.

Banyak-banyaklah berlatih, sampai tubuh ini mampuh menahan lebih maksimal.

Kemahiran memang perlu,tapi belum menunjukan kemampuan

KUDA-KUDA SEMPURNA

Makin sempit kuda-kuda makin gesit badan, tetapi tubuh tak berkeseimbangan.

Makin lebar kuda-kuda makin kuat gempuran, cuma tubuh semakin lamban.

Carilah suatu sikap di mana keseimbangan dan kesiagaan hadir bersama.

Kuda-kuda sempurna pasti tidak membingungkan, ia merupakan gerak pembukaan bebas.

berpindahlah dengan ringan maka lawan tak berpengaruh.

Resep sehat

10 Resep Sehat (Awet Muda) Ala PSTD

1. Slalu ingat Tuhan ( selalu shabar dan syukur )

2. Hindari hidup stress ( suka marah-marah )

3. Banyak makan buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalau bisa, ikut rencana makanan "Fit for Life" atau "Food combining"

4. Jangan merokok atau mirasantika.

5. Minum air putih - 8 gelas minimum, tiap hari.

6. Olahraga atau Latihan 3 kali se minggu. Latihan kelenturan tiap kali latihan.

7. Latihan pernapasan setiap hari atau 3hari se minggu - lebih baik pakai udara segar untuk tarik maximal oxygen.

8. Setelah latihan lakukan pendinginan atau yoga.

9. Malam hari tidur 8 jam. Max.

10. Selalu bersosial dengan siapapun, silaturrahmi.

Latihan fisik

Latihan Fisik Teratur Dapat Gantikan Fungsi Viagra

Setelah melakukan penelitian selama 2 tahun, tim dari Cologne University Medical Center di Jerman, menyimpulkan bahwa melakukan latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang sama efektifnya dengan memakai viagra.

Penelitian ini menunjukkan otot bagian panggul dapat dibantu dengan penegangan, sehingga para peneliti mengharapkan penemuan ini dapat membawa manfaat bagi dunia kesehatan, kata Dr. Frank Sommer ketua peneliti. "Kami cukup terkejut melihat cara kerjanya yang sangat efektif" katanya

Dalam tes yang dilakukan pada 104 pasien yang memiliki masalah dengan peredaran sildenafil. Mereka disuruh melakukan latihan fisik secara teratur selama 3 minggu. 80% partisipan dilaporkan memperoleh kemajuan saat bereksi.

Program latihan ini difokuskan pada gerakan kaki dan pantat. Tujuannya yaitu memperlancar peredaran darah menuju panggul. Pria yang menjalani latihan juga dihitung aliran darahnya setelah ereksi. Setelah menjalani latihan selama 3 bulan, 46% diantaranya mengalami perkembangan saat ereksi.

Sommer menilai latihan ini merupakan cara perawatan yang mengagumkan untuk para pasien yang bermasalah dengan peredaran darahnya.

Setelah mendapatkan pengakuan dari European Association of Urology, para peneliti tengah sibuk mempersiapkan untuk memperkenalkan hasil penemuannya pada publik.

Psikologi Olahraga

Psikologi Olahraga

A. Pengertian Psikologi Olahraga1. Apakah Psikologi Olahraga?

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.

Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.

Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.

3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang Tangguh?

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.

Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut.

B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga

Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

1. Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.

Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif seperti, “takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung” dan sebagainya, maka kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada mengatakan: “Kamu ini susah sekali sih diajarnya…, salah terus…! Awas, jangan berhenti sebelum bisa!”, lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama: “Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini… langkahnya, ke sini… kena bolanya, di sini… ayo dicoba”.

Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan penurunan prestasi.

2. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.

Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:

a. Sasaran harus menantang.

Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.

b. Sasaran harus dapat dicapai.

Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.

c. Sasaran harus meningkat.

Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama makin tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.

3. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.

Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.

Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.

4. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.

Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.

Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.

Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi.

5. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :

a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan.

b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan sesungguhnya.

c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan.

d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.

e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat.

f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernapas dengan menggunakan diafragma.

g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).

h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian).

i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.

j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.

6. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.

Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.

Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan penghargaan Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan bermain baik), hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah dilakukannya secara benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya. Menemui pemain yang baru saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin dibandingkan dengan menemui pemain yang baru saja mencetak kemenangan.

7. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih dalam hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan secara objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan fungsinya bagi tiap-tiap individu.

Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata tertib latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang minum minuman bersoda.

Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan tertentu, maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat hukuman yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.

Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya adalah bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan dengan hal lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam latihan, maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-hal lain (ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).

8. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.

9. Evaluasi Diri

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.

Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika menurut Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.

Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:

- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan.
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi enghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.

Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat bahwa pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi bagian dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.

C. Persiapan PertandinganSetelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program latihan yang tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam pertandingan. Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh kemampuannya yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya ia tidak dapat menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.

Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang tercapainya prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu pertandingan agar si atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah prestasi puncak.

Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu

(1). Sebelum hari pertandingan
(2). Pada hari pertandingan
(3). Saat pertandingan
(4). Setelah hari pertandingan.

Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:

1. Sebelum Hari Pertandingan

a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.

b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.

c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung: apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut, nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.

d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak “hidup dan berpikir” mengenai pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari pertandingan.

e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.

2. Pada Hari Pertandingan

a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching, sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.

b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat, penyesuaian dan pemanasan.

c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.

d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level `semangat’ dlan tetap berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas. Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan’visualisasi clan relaksasi.

3. Saat Bertanding

Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi. Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.

Anjurkan atlet untuk:

a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.

b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.

c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.

d. Jangan terlalu banyak menganalisa.

e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.

f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang sudah dipersiapkan.

g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum pertandingan selesai.

h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu kasihan jika lawan mendapat angka nol.

4. Setelah Hari Pertandingan

a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi, tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku evaluasi si atlet.

b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?

c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.

d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.

D. Pelatih Sebagai Pembina Mental Atlit

Pelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau sempura.

Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan atlet asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai teman, guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.

Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh adanya empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih untuk dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti atletnya secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan atlet dapat diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.

Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi asuhannya. Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet percaya pada pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk kebaikan dan kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari atlet, pelatih tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan, perbuatan, dan ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program yang dibuat pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.

PSTD

Pencak Silat Tenaga Dasar (PSTD) adalah salah satu perguruan dari 820 perguruan pencak silat yang terdapat di Indonesia dan berada di bawah naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Tanggal 2 Juni 1991, pada Rakernas 1. Untuk mencerminkan jati diri sebagai suatu perguruan Pencak Silat, nama KATEDA Indonesia (Kesatuan Aliran Tenaga Dasar). Dirubah menjadi Pergurua Pencak Silat Tenaga Dasar Indonesia disingkat Perguruan PSTD Indonesia.

PSTD Indonesia adalah suatu perguruan yang mempelajari suatu ilmu dengan berintikan penggabungan antara pernafasan dan konsentrasi sehingga menghasilkan suatu bentuk kekuatan pada tubuh manusia. PSTD memperkuat ilmu dan teknik beladirinya dengan tenaga dasar yaitu tenaga alamiah dan utama yang terdapat dalam diri manusia yang menjadi dasar bagi pengambangan tenaga lainnya untuk membina kesegaran, kekuatan, ketangkasan dan ketahanan fisik. Tenaga dasar juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh menusia.

Yang utama dari ilmu beladiri ini adalah pertahanan. Tidak memupuk ambisi menyerang yang berarti memancarkan beladiri yang sebenarnya yaitu membela diri untuk tetap mampu berdiri tegak tanpa merasa sakit ataupun luka yang dapat membahayakan tubuh. Tenaga dasar didedikasikan untuk menciptakan persaudaraan dan kedamaian.

Sekelumit History KATEDA Indonesia

KATEDA berasal dari indonesia. mulanya adalah seorang biksu bernama tagashi dari china yang sedang melakukan perjalanan ke tibet dan menemukan sebuah kitab/buku yang hanya berisi gambar dan simbol-simbol. didalam buku ada jalur peta yang melewati beberapa negara diantaranya adalah tibet,india, dan akhirnya indonesia. sang biksu pun mengikuti jalur dalam peta, dan dia mengetahui bahwa kitab ilmu itu hanya bisa dipelajari dengan mengikuti petunjuk di setiap negara yang disinggahi. akhirnya sang biksu pun sampai di indonesia tepatnya di gunung bromo. disana ada gua yang sampai saat ini semua siswa dari seluruh dunia harus ujian ditempat ini untuk mecapai tingkat akhir. nah kabarnya nama KATEDA adalah hasil pandangan dari jiwa yang disebut dengan inner vision yang merupakan guratan pada sisi-sisi gunung bromo.
ilmu kateda sangat dahsyat bahkan kabarnya seorang grand master saat ujian naik tingkat harus di tebas memakai samurai di dadanya dan harus bisa mencegah darah untuk tidak mengucur. bila dia lulus maka ilmu terakhir pun akan diberikan yang kabarnya panas tubuh pada tingkatan itu bisa melelehkan semua logam yang ada disekitarnya. sejarah menunjukan salah seorang grand master ditangkap oleh interpol dengan tuduhan membuat perguruan sesat saat dia dipenjara pernah kejadian dia menghilang dari selnya, ketika dicari dan ketemu dia lagi makan dengan santainya diluar penjara dan masuk lagi setelah selesai makan. setelah dilihat rekaman video keamanan ternyata dia berjalan menembus tembok penjara dengan jalan melelehkannya. ini nyata loh.
tingkatan di kateda adalah 7 tingkat yang tingkatan pertama dibagi seperti tingkatan dalam karate (sabuk putih- hitam), tingkatan kedua (pelatih 1-5), tingkatan ketiga (master 6-8) lalu tingkatan selanjutnya kembali ke sabuk putih dengan pakaian jubah putih. di dunia ini hanya ada satu highest grand master yaitu orang indonesia bernama
lionel dulu mahasiswa UI, karena hanya dialah yang sanggup mencapai tingkatan 7. sekedar informasi ilmu tingkatan ketujuh hanya lionel yang tahu karena pada waktu tagashi meninggal permintaan terakhirnya pada lionel adalah kitab tersebut harus dibuang bersama jasadnya ke gunung bromo. sebagian master bilang bahwa kateda adalah ilmu dari patih gajah mada.

Pada tanggal 22 Januari 1976 Tagashi meninggal dunia pada usia 89 tahun. Jasadnya dikremasi dikawah Gunung Bromo bersama naskah asli tersebut. Hal itu sesuai dengan pesannya yang terakhir. Dia minta, siapapun yang menjadi Maha Guru yang baru harus mengutamakan perdamaian diatas semua pengetahuan yang sudah dicapai melalui metode pengajaran Ilmu Tenaga Murni KATEDA.

Pada tahun 1977 dibuka perguruan KATEDA di London – Inggris dengan nama KATEDA Internasional. Tahun 1980 dibuka perguruan KATEDA di Amerika. Tanggal 5 Maret 1981 KATEDA School of Selfdefence di London menjadi pusat dari seluruh perguruan KATEDA dari berbagai negara sampai tahun 1991.

Pada bulan Oktober 1989 didirikan perguruan KATEDA di Menado – Sulawesi Utara dengan nama FOKUS ( Federation of KATEDA United Societies) Indonesia. Tahun 1992 di Surabaya – Jawa Timur dibentuk perguruan KIETA ( KATEDA Inernational & Enesty Teaching Association) Indonesia yang akhirnya menjadi pusat dari seluruh organisasi/perguruan ilmu Tenaga Murni KATEDA.

Sekarang ilmu Tenaga Murni “KATEDA” mengingat akan selalu mengajarkan pada manusia yang ditujukan untuk kesehatan dan perdamaian.

Ilmu Tenaga Murni “KATEDA” – pengajaran dari Inner peace (perdamaian) yang dulu pernah terlupakan, sekarang bangkit kembali pada setiap orang yang menyayangi kesehatan dan kedamaian hidup dalam kehidupan manusia dan bukannya kehancuran atas peperangan

SISTEM BINER,BIT DAN BYTE

Sistem Biner, Bit dan ByteThis is a featured page

1. Sistem Biner
Dalam melakukan pemprosesan data menjadi informasi, komputer menggunakan program yang tersimpan di memori komputer dalam bentuk bilangan.
Bilangan tersebut disebut sistem bilangan basis 2 atau sistem biner (binary sistem) Sistem biner merupakan bilangan digital yang terdiri atas dua digit angka, yaitu 0 dan 1.
Dalam menggunakan bilangan biner ini penulisan angka 110 akan diterjemahkan, seperti berikut :
110 = 1 X 10² + 1X10¹ + 1X10º
= 100 + 10 + 0
Untuk mengkoversikan bilangan biner (basis 2) menjadi basis 10 untuk bilangan biner 11011 dapat dilakukan sebagai berikut :
1011 = 1X2³ + 0X2² + 1X2¹ +1X2º
= 8 + 0 + 2 + 1
= 11
Jadi, bilangan biner 1011 apabila dikonversikan ke basis 10 menjadi bilangan 11, adapun untuk mengkonversikan bilangan 11 dalam basis 10 menjadi sistem bilangan biner dapat dilakukan sebagai berikut :
11 = 8 + 2 + 1
=2³ + 2¹ +2º
=1X2³ + 0X2² + 1X2¹ +1X2º
= 1011
Jadi, bilangan 11 dalam basis 10 apabila dikonversikan ke bilangan biner menjadi 1011
2. Bit dan Byte
Bit kepanjangan dari binary digit. Satu bit merupakan unit informasi terkecil yang dapat ditangani komputer. Sebagai contohnya apabila kita menekan tombol pada mouse berarti kita telah mengirim sinyal kecil on/off ke sistem komputer. Sinyal tersebut berupa bit yang banyaknya satu bit. Dalam sistem komputer biasanya akan mengelompokkan beberapa bit menjadi satu byte. Setiap 8 bit dikelompokkan menjadi satu byte. Dalam satu byte akan menghasilkan satu karakter huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya.
Selain itu dalam alat penyimpanan seperti disket, hard disk, RAM, dan flash disk juga digunakan satuan kilobyte (KB), megabyte (MB), atau gigabyte (GB). Dalam pembacaan di sistem komputer 1 KB sama dengan 1024 byte, 1 MB sama dengan 1024 KB, 1 GB sama dengan 1024 MB. Ukuran ini menunjukkan sinyal On/Off yang diperlukan untuk membuat dan menyimpan informasi. Untuk lebih mempermudah dalam mempelajarinya, kita dapat melihat dalam tabel di bawah ini :
1 Byte 8 bit
1 Kilobyte 8 x 1024 bit
1 Megabyte 8 x 1024 x 1024 bit
1 Gigabyte 8 x 1024 x 1024 x 1024 bit